Sabtu, 17 Maret 2012

TNI AL Terus Revitalisasi Alutsista

JAKARTA- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut terus melakukan revitalisasi pada alat utama sistem senjata untuk menjaga wilayah laut dari segala ancaman karena peralatan yang ada sudah berusia di atas 30 tahun yang fungsinya mulai berkurang.

"Secara kuantitas, alutsista TNI sebenarnya sudah mencapai kekuatan pokok minimal (minimum essential forces/MEF). Namun, karena usianya yang sudah tua, fungsi alutsista TNI AL masih jauh dari MEF. Oleh karena itu, saat ini kita sedang gencar mendatangkan alutsista baru," kata Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno di Monumen KRI Harimau, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat.

Kasal Laksamana Soeparno mengatakan, selain menambah alutsista baru, strategi TNI AL ke depan adalah memelihara semua alutsista yang ada, merevitalisasi kemampuan alutsista yang sudah lama, merelokasi alih fungsi sesuai kebutuhan alutsista dan menghapus alutsista yang sudah tua.

"Prioritas pengadaan alutsista kami adalah produk dalam negeri," ujarnya.

Kekuatan alutsista TNI AL sendiri saat ini terdiri atas kapal perang sebanyak 151 unit, pesawat sebanyak 54 unit, dan kendaraan tempur sebanyak 339 unit.

Sementara alutsista yang saat ini sedang dipesan adalah tiga kapal selam diesel elektrik buatan Korea Selatan. Pengadaan kapal selam ini diperkirakan akan selesai pada 2015 dan 2016.

"TNI AL juga akan memesan kapal selam dari PT PAL," katanya.

Selain itu, lanjut Soeparno, TNI AL juga akan membeli empat kapal perusak kawal rudal dari PT PAL. Pesanan dari industri dalam negeri berikutnya adalah 16 kapal cepat rudal (KCR) dengan panjang 40 meter dan empat unit kapal cepat rudal Trimaran.

"KCR 40 meter diperkirakan akan selesai akhir 2014," ujarnya.

TNI AL juga telah memesan 15 kapal cepat rudal dengan panjang 60 meter, dua kapal survei, kapal latih pengganti KRI Dewaruci yang diharapkan tiba sebelum 5 Oktober 2014 dan 12 kapal angkut tank (LST).

Tak hanya itu, TNI AL juga memesan 11 helikopter antikapal selam, enam helikopter antikapal permukaan, helikopter angkut dan 54 tank amfibi.

Bahkan, TNI AL juga akan mendapat hibah kendaraan angkut personil (Armor Personel Carrier/APC) 10 unit dari Korea Selatan.

"Kita berharap ada tambahan hibah sebanyak 25 unit," katanya seraya menambahkan TNI AL juga akan mengajukan pengadaan tiga kapal "multi role light frigates" dari Inggris. (ant/hrb)

Komisi I DPR Akan Minta Konfirmasi Kementrian Pertahanan

JAKARTA - Komisi I DPR menyetujui rencana pemerintah membeli enam jet tempur Sukhoi 30MK2, karena hal itu sudah menjadi program strategis pemerintah. "Sebuah pesawat tempur itu tidak bisa cuma lima atau enam buah. Minimal itu satu skuadron, di mana jumlahnya 16 unit," kata Wakil Ketua Komisi I, TB Hasanuddin, kepada wartawan usai menerima laporan dari LSM terkait kejanggalan pembelian enam Sukhoi tersebut, di DPR, Kamis (15/3).

Saat ini Indonesia sudah memiliki sebanyak 10 pesawat Sukhoi. Terdiri atas dua unit jenis Su-27SK, tiga unit jenis Su-27SKM, dua unit jenis Su-30MK, dan tiga unit jenis Su-30MK2.

Hasanuddin mengatakan, Komisi I akan memanggil kembali Kementerian Pertahanan pada pekan depan untuk menjelaskan lagi persoalan ini. "Nanti akan kita konfirmasikan, apakah benar pemilihan dari state kredit menjadi kredit eksport Indonesia justru akan merugikan,termasuk ada atau tidaknya rekanan lain selain Rosoboronextport, "ujarnya.

Pembelian enam Sukhoi dikritik karena dinilai ada kejanggalan dalam mekanisme pendanaan. Sebelumnya, pendanaan ditetapkan melalui kredit negara Pemerintah Rusia, tapi kemudian dipindahkan menjadi kredit ekspor. Pemerintah mengeluarkan anggaran sebesar US$470 untuk pembelian 6 unit pesawat tersebut.

Hibah Tiger Taiwan, Memancing Di Air Bening

Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja Taiwan berbaik hati hendak menghibahkan 1 skuadron (16 unit) jet tempur sarat pengalaman F5E/F Tiger kepada Indonesia.  Berita ini tentu memicu tanda tanya dan kalkulasi ada apa gerangan Taiwan yang tak mempunyai hubungan diplomatik dengan RI mengetuk pintu hendak menyedekahkan Tigernya.  Yang lebih mengherankan belum 6 jam setelah publikasi   pernyataan KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat tanggal 9 Maret 2012 usai memimpin serah terima jabatan Komando Pendidikan TNI AU di Jakarta, Kadispen TNI AU Marsma TNI Azman Yunus langsung membantahnya dengan mengatakan kita tidak ada program hibah F5 dari Taiwan.

Seperti kita ketahui Indonesia dan China belum lama berselang telah bersepakat melaksanakan kerjasama teknologi rudal dengan memproduksi bersama rudal anti kapal C705.  Rudal ini beberapa diantaranya sudah dipasang di sejumlah kapal cepat rudal TNI AL setelah RI membeli barang jadinya.  Kerjasama teknologi rudal ini bernilai strategis karena Indonesia telah jauh-jauh hari mempersiapkan program roketnya dengan melakukan puluhan kali uji coba.  Dengan adanya alih teknologi rudal ini sangat diniscayakan RI akan mampu membuat rudal berbagai jenis dengan jarak tembak 300 km mulai dari rudal darat ke darat, rudal darat ke udara dan rudal udara ke darat berdasarkan teknologi yang diperoleh pada kerjasama dengan paman Panda.

1 jet tempur F5E Tiger TNI AU dari 12 yang dimiliki saat ini
Perjuangan mendapatkan kelas privat bersama guru rudal dari China  bukan perkara gampang karena sesungguhnya semua negara yang telah menguasai teknologi rudal sangat pelit menularkan ilmunya.  Perjuangan Indonesia sudah dimulai tahun 2007 dengan penandatanganan kerjasama pertahanan RI-China. Sepanjang masa itu hingga disepakatinya sekolah teknologi rudal berbagai upaya sudah dilakukan.  Berbagai kunjungan kementerian Pertahanan sudah dilakukan.  Presiden Indonesia berkunjung ke China dan Presiden China berkunjung ke Indonesia untuk memastikan strategisnya kerjasama pertahanan kedua negara. China juga tercatat dua kali mengirim kapal perang teknologi rudal satelit  ke Jakarta. 

Posisi RI yang tidak punya klaim wilayah teritori pulau di Laut China Selatan, posisi politiknya yang tak berpihak ke sumbu tertentu, letak geografisnya yang terbesar di Asia Tenggara bisa jadi merupakan nilai plus di mata China manakala negeri itu juga sedang mempersiapkan kekuatan pukul angkatan lautnya untuk menjadi kekuatan regional yang disegani.  Artinya China juga harus punya kawan untuk bersepaham bahwa negara-negara Asia Pasifik harusnya menjadi kekuatan di kawasannya sendiri, tidak lagi ada hegemoni sebuah negara.

Oleh sebab itu release Kadispen TNI AU mesti kita lihat sebagai langkah pre emptive agar jangan sampai air yang telah bening menjadi keruh karena ikannya tak paham kondisi lingkungan. Logikanya Indonesia memang harus menolak pemberian itu karena memang tak ada transaksi apa pun. Berbeda dengan Korsel, hibah 10 kendaraan angkut amfibi kelas berat beberapa waktu lalu dan mau ditambah lagi dengan 10 unit kepada RI karena ada transaksi bisnis alutsista dengan negeri ginseng itu.  Jika RI menerima tawaran Tiger dari Taiwan dapat dipastian paman Panda  tersinggung karena  itu sama artinya telunjuk lurus kelingking berkait, menggunting dalam lipatan. Taiwan dianggap China sebagai pembangkang dan salah satu provinsinya, sementara RI juga sampai saat ini mempunyai langkah politik dengan hanya mengakui satu China.  Artinya air sudah bening selama ini, jangan sampai menjadi keruh karena ada ikan salmon yang berenang ke hulu.

Poin penting lainnnya adalah kita juga akan mendapatkan hibah 1 skuadron F5E/F Tiger dari Korea Selatan sebagai hadiah pembelian 1 skuadron (16 unit) jet latih tempur T50 Golden Eagle.  Hibah dari Korsel tentu patut kita sambut karena akan menambah inventori jet Tiger dari 12 yang kita miliki saat ini menjadi 28 unit.  Dan itu murni hadiah dari kerjasama transaksi bisnis alutsista RI-Korea yang demikian eratnya.  Jet tempur ringan F5E masih dibutuhkan untuk melakukan patroli udara  mengcover wilayah udara RI yang luas ini.  Indonesia masih akan mengoperasikan jet tempur F5E sampai tahun 2020.

Mulai tahun 2014 kita akan keluar dari sesak nafas alutsista.  Di matra udara sudah berdatangan jet-jet tempur Sukhoi, F16, T50, Super Tucano, pesawat angkut, pesawat intai, helikopter tempur, helikopter angkut, dan rudal. Termasuk keberadaan 28 jet F5E yang berguna untuk patroli udara sementara jet tempur kelas berat Sukhoi terlalu mahal ongkosnya jika hanya digunakan untuk patroli udara. Jet tempur Sukhoi dirancang untuk pertempuran udara high class dan memiliki jarak jelajah yang mampu mengcover luas wilayah udara RI.  Sayang kan kalau hanya untuk mengejar pesawat Papua Nugini atau pesawat Pakistan harus dengan Sukhoi.

Langkah baik hati Taiwan harus kita sikapi dengan bijak.  Itu sebabnya langkah Kadispen TNI AU merupakan suara kecepatan yang perlu diapresiasi karena kalau terlambat merespons akan menimbulkan polemik. Jadi sebelum berpolemik mending di delete saja.  Langkah Taiwan yang tiba-tiba berbaik hati ini harus dibaca sebagai memancing di air bening karena memang kita mempunyai hubungan dagang yang baik dengan negeri pulau itu. Di sisi lain kita punya hubungan yang hangat dan sangat bersahabat dengan China yang sah di mata PBB.  Karena airnya bening tentu sangat mudah mendapatkan ikannya tanpa harus mengaduk-aduk hubungan yang sudah baik antara RI-China dan RI Taiwan.

Taiwan punya hubungan sangat dekat dengan AS, kalau boleh dibilang sekutunya AS sekaligus payungnya, dan beragam alutsistanya didominasi buatan negara adi daya itu.  Bisa jadi AS menggunakan tangan Taiwan secara halus untuk “menggoda” Indonesia.  AS bersahabat baik dengan RI karena kepentingannya juga untuk jangan sampai negeri ini jatuh ke pelukan China atau berkiblat ke China.  Ini adalah ujian awal sekolah teknologi rudal karena di hari-hari berikutnya masih akan ada lagi ujian yang mengharuskan kita bersabar sampai sekolah itu selesai dan langsung ditutup karena gurunya tak mau ada murid yang lain.  Sabar itu memang penting sama seperti pelecehan teritori yang kita alami selama ini.  Sabar itu juga sama seperti yang diungkapkan bahasa tubuh Presiden SBY di Mabes TNI Cilangkap Jakarta tahun 2007 ketika emosi Ambalat mencapai titik didih.  Beliau berupaya mendinginkan emosi rakyat saat itu namun sesungguhnya itulah awal “kemarahan militer”nya, lalu bersama petinggi Kemhan dan Mabes mencanangkan pengadaan alutsista TNI secara besar-besaran.
*******

Kamis, 15 Maret 2012

Anggaran Pertahanan China Lampaui 12 Negara Asia Pasifik

SINGAPURA - Anggaran pertahanan China akan meningkat dua kali lipat antara tahun 2011 hingga 2015, dan bahkan lebih besar dibanding jumlah total anggaran pertahanan 12 negara terbesar di Asia Pasifik (Aspas). Demikian diungkapkan lembaga riset ekonomi-keamanan yang bermarkas di Amerika Serikat, IHS, Selasa (14/2). Tahun lalu, China yang menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia menganggarkan dana sebesar 119,8 miliar dollar AS (sekitar 1.084 triliun rupiah) untuk pertahanan.

Menurut HIS, jumlah ini akan meningkat dua kali lipat menjadi 238,2 miliar dollar AS (sekitar 2.154 triliun rupiah) pada tahun 2015. HIS menyebutkan, peningkatan ini akan dimungkinkan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi China yang pada periode 2011-2015 diperkirakan dapat mencapai 18,75 persen per tahun. Dana 238,2 miliar dollar AS ini, berarti anggaran pertahanan Negeri Tirai Bambu di tahun 2015 mencapai empat kali lipat anggaran pertahanan rival klasiknya di Asia Pasifik, Jepang.

Bahkan, anggaran pertahanan pada tahun 2015 itu melebihi jumlah total biaya pertahanan 12 negara lain di Asia Pasifik, yaitu Jepang, India, Korea Selatan, Australia, Taiwan, Singapura, Indonesia, Pakistan, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Selandia Baru. Dengan kata lain, kalau anggaran pertahanan 12 negara itu digabung menjadi satu, jumlahnya masih lebih kecil dibanding dana pertahanan China tahun 2015.

IHS mengatakan, jumlah total gabungan anggaran pertahanan 12 negara Aspas tersebut tahun 2015 hanya mencapai 232,5 miliar dollar AS (sekitar 2.103 triliun rupiah). "Beijing sanggup membuat anggaran pertahanannya kian raksasa. Mereka selama dua dekade terakhir juga terus- menerus membangun kekuatan militernya," kata Rajiv Biswas, ekonom untuk kawasan Asia Pasifik pada IHS Global Insight. "Ini akan terus berlanjut, kecuali China mengalami bencana ekonomi."

Menurut Sarah McDowall, Kepala IHS Global Insight Asia Pasifik, rencana Amerika Serikat mengalihkan fokus militernya ke Asia Pasifik merupakan salah satu faktor yang juga mendorong China memperbesar anggaran pertahanannya. Kedua negara merupakan rival sejak era Perang Dingin. "Peningkatan besar-besaran anggaran pertahanan China telah membuat khawatir banyak pemerintahan. Dan mungkin yang terpenting, telah mendorong Washington mengambil langkah diplomatis untuk menanamkan kembali profi lnya di Pasifik," terangnya.

Selain memotong anggaran pertahanan, Presiden AS Barack Obama, sejak November tahun lalu, telah bertekad untuk meningkatkan kehadiran militernya di Asia Pasifik. Obama mengambil langkah tersebut setelah negara-negara sekutu AS di Asia-seperti Jepang dan Filipina-resah karena militer China, khususnya angkatan laut, makin agresif. Paul Burton, analis senior IHS Jane's Defence Budgets, juga yakin keresahan atas kebangkitan China akan mendorong negara-negara seperti Indonesia dan Vietnam meningkatkan anggaran pertahanannya.

Namun menurut Burton, kedua negara ini tetap tak akan bisa mengungguli anggaran pertahanan Singapura yang dari segi geografi sebenarnya lebih kecil namun secara ekonomi lebih makmur. Pada tahun 2015, Singapura akan meningkatkan anggaran pertahanannya hingga 12,3 miliar dollar AS (sekitar 111,2 triliun rupiah).

Kunjungan Xi Jinping

Sementara itu, pemimpin China masa depan, Wakil Presiden, Xi Jinping, pada Selasa dijadwalkan bertemu dengan Obama di Gedung Putih. Xi, 58 tahun, tiba di Washington sejak Senin (23/2) malam waktu setempat. Xi merupakan pejabat tertinggi China yang akan mengunjungi Gedung Putih, setelah Obama pada November 2011 lalu meluncurkan peralihan fokus militer AS ke Asia Pasifik.

Walau rivalitas kedua negara kian panas, Obama dijadwalkan menerima Xi langsung di Ruang Oval Gedung Putih yang biasanya hanya untuk menyambut pemimpin dari negara- negara sekutu terkuat AS. Akhir tahun ini, Xi akan dinobatkan sebagai Ketua Partai Komunis China. Ia baru akan dinobatkan sebagai pengganti Hu Jintao pada Maret 2013. Dalam pertemuan dengan Xi, Obama diperkirakan akan berupaya menyeimbangkan antara kepentingan AS dan kepentingan pribadinya untuk bisa terpilih kembali sebagai Presiden AS, November tahun ini. dng/AFP/Rtr/I-1


sumber : http://koran-jakarta.com

Perlombaan Senjata di ASEAN

13 Maret 2012, Amsterdam: Indonesia berminat membeli kendaraan lapis baja Belanda. Keinginan itu bukan hanya sekedar monopoli Indonesia. Diam-diam semua negara Asia tenggara berlomba-lomba memodernisir peralatan militernya.

Dari pesawat tempur F-16, jet Sukhoi, kapal selam, kapal perang sampai tank. Semua itu juga menyangkut gengsi. Demikian topik koran sore Belanda NRC Handelsblad.

Tidak hanya Cina yang minggu lalu menaikkan anggaran militernya dengan 100 miliar dollar. Tapi juga Filipina, Indonesia sampai Vietnam dan Singapura. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, naik pula anggaran militer mereka dengan ratusan juta dolar per tahun.

Para pengamat sampai menyebut ada semacam lomba senjata di Asia.

Baru dan Canggih

Dibanding dulu, negara-negara Asia Tenggara dan Cina kini lebih memilih kendaraan dan peralatan militer terbaru serba canggih. Yang mencolok adalah pembelian kapal selam. Malaysia baru saja membeli tiga kapal selam, Indonesia pesan tiga, Vietnam enam dan Muangthai mau beli empat dari Jerman.

Negara-negara Asia tenggara membeli senjata karena faktor perasaan kurang aman. Vietnam dan Filipina misalnya cemas akan kebijakan maritim yang akan ditempuh Beijing. Di laut Cina Selatan ada enam pulau Vietnam.

Tidak ada yang tahu apa kebijakan pertahanan Cina yang semakin menandingi pertahanan Amerika.

Selain menghadapi negara raksasa Cina, di antara rumpun negara-negara ASEAN sendiri ada juga saling curiga, tulis koran NRC Handelsblad. Negara pulau Singapura yang dikelilingi negara-negara besar seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand punya angkatan bersenjata yang patut diperhitungkan.

Indonesia dan Malaysia berulangkali ribut soal kapal-kapal penangkap ikan. Konflik di perbatasan Kamboja-Muangthai tahun 2008, menewaskan puluhan orang.

Gengsi

"Angkatan bersenjata yang canggih bukan hanya soal pertahanan tetapi juga menyangkut gengsi," ungkap Tim Huxley direktur Asia di International Institute for Strategic Studies. "Pemerintah juga perlu pamer kekuatan militer pada penduduknya," tambahnya.

Jual-beli peralatan militer tidak lepas dari praktek korupsi. Sebuah perusahaan Prancis didesas-desuskan membayar uang suap € 114,- juta pada sebuah perusahaan yang dekat dengan perdana menteri Malaysia untuk menjual tiga kapal selam.

Tapi kapal selam pertama yang diserahterimakan ternyata tidak bisa beroperasi di bawah permukaan laut.

Amerika

Lomba senjata di Asia Tenggara juga dipicu oleh campur tangan Amerika. Untuk menandingi Cina, Washington meningkatkan hubungan dan kerjasama militer dengan Filipina, Indonesia dan Australia. Berarti negara-negara tersebut lebih mudah tembus ke sektor industri militer Amerika.

Amerika sebaliknya berdalih bahwa kerja sama tersebut hanyalah dalam rangka kemitraan, demikian kutipan NRC Handelsblad.

Roket Indonesia Gentarkan Australia, Singapura dan Malaysia

Momentum ini harus dijaga terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas kemampuan teknologi sendiri. Jangan sampai karya insinyur Indonesia ini dijegal justru oleh orang Indonesia sendiri (biasa) para ekonom-ekonom Pemerintah yang sering menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal dan hanya buang-buang uang saja untuk riset ....! Inilah musuh yang sebenarnya. Waspadailah kawan-kawan insinyur Indonesia.

Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, peluncuran roket RX-420 Lapan ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia yang lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di Australia, Singapura dan tentu saja di negara tetangga yang suka siksa TKI dan muter-muterin Ambalat yakni Malaysia.



Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun “cuma” Rp 1 milyar. Kalah jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks pemenangan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari Rp. 50 milyar. Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih dari Rp. 700 trilyun.
Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia? Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per ******* Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan masuk member "Asian Satellite Club" bersama Cina, Korea Utara, India dan Iran.

Nah kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan? Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia. Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan roket sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka sekarang ini pun juga!!! Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalau ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok Ambalat. Akan hal Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman nyata di masa depan dekat.

CN 235 Versi Militer
Rupanya Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama “nyaho” kehebatan insinyur-insinyur Indonesia. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan roket RX-420 Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan lebih jauh dari CN235 versi Militer buatan PT. DI. Juga mencermati perkembangan PT. PAL yang sudah siap dan mampu membuat kapal selam asal dapat kepercayaan penuh dan dukungan dana dari pemerintah.

Kalau para ekonom Indonesia antek-antek World Bank dan IMF menyebut pesawat-pesawat buatan PT. DI ini terlalu mahal dan menyedot investasi terlalu banyak (“cuma” Rp. 30 trilun untuk infrastruktur total, SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa Korea Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati? Turki dan Korsel adalah pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai yang terbaik di kelasnya. Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235 versi militer ini adalah penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi kalau mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 versi militer (disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal selam dan kapal perang Malaysia lainnya.
Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni watak orang Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri berhasil. Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat alutsista dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika Serikat dan Eropa: “Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa karena harganya lebih murah”. Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana Indonesia akan terus tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan menjadi konsumen teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus sampai kiamat tiba.

Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya bangsa sendiri, harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. Misalnya para ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus diikutsertakan dalam team work. Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya pinter produksi sebuah pesawat tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual sebuah pesawat itu berbeda dengan menjual sebuah Honda Jazz. Kalau ada kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk pembayaran, tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan produk sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing yang tak bisa bayar cash.

Kehadiran Pasukan AS di Asia Salah Waktu

Pemerintah China menyayangkan kehadiran pasukan Amerika Serikat di kawasan Asia. Duta Besar China untuk Indonesia, Liu Jianchou, mengatakan semakin banyaknya militer di Asia, akan mengancam kestabilan kawasan.

Ditemui pada konferensi pers di Kedutaan Besar China di Jakarta, Kamis 15 Maret 2012, Liu mengatakan bahwa pemerintah AS dan Australia telah menjamin kehadiran pasukan di Asia bukan untuk menandingi China. Namun, keberadaan mereka di kawasan ini tidak tepat waktunya.

"Kawasan Asia Timur saat ini damai, stabil dan berkembang. Peningkatan aktivitas militer oleh negara lain akan menimbulkan ketidakpercayaan yang berpotensi memicu ketidakstabilan di kawasan," kata Liu.

Kendati demikian, Liu berharap Amerika Serikat dapat memainkan peranan yang konstruktif dalam perdamaian Asia. Indonesia, lanjutnya, juga diharapkan bekerjasama dengan China dalam mewujudkan hal ini.

"Indonesia dan China sangat berpengaruh di kawasan, semoga kedua negara dapat meningkatkan kerja sama untuk membentuk rasa saling  percaya antar negara kawasan," kata Liu.

Akhir tahun lalu AS menambah jumlah pasukannya di pangkalan militer Darwin, Australia. Penambahan pasukan juga sesuai dengan kebijakan baru militer AS tahun 2012 yang mengubah fokus mereka ke Asia.

Banyak yang mengatakan, kehadiran AS untuk menandingi pengaruh China di Asia terkait isu Laut China Selatan. AS membantahnya dengan mengatakan pasukan mereka di Darwin bertugas untuk penanganan bencana dan berbagai pelatihan tanggap bencana lainnya.

Brasil Tawarkan Kerjasama Industri Alutsista

Jakarta, DMC – Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI , Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (15/3) menerima kunjungan Duta Besar  Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto da Silveira Soares, di Kantor Kemhan, Jakarta.
Saat menerima kunjungan Dubes Brasil tersebut, Wamenhan didampingi Dirjen Strahan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Kapusada Baranahan Kemhan, Marsma TNI Asep Sumaruddin dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.

Pada kesempatan pertemuan itu Dubes Brasil dan Wamenhan membahas peluang peningkatan kerjasama pertahanan khususnya di bidang industri Alutsista. Dubes Brasil mengatakan, maksud kunjungannya kali ini bukan hanya mengarah kepada penawaran produk alutsista terbaru kedirgantaraan ataupun juga kapal perang.

Akan tetapi Pemerintah Brasil juga mengharapkan adanya peningkatan kerjasama industri  melalui produksi bersama pembangunan pesawat terbang dan kapal perang antara industri pertahanan laut dan udara kedua negara.

Wamenhan sangat menyambut baik penawaran pemerintah Brasil dalam hal kerjasama industri pertahanan ini. Khusus terkait industri kedirgantaraan, Wamenhan menjelaskan saat ini Pemerintah Indonesia telah memesan pesawat Sebanyak 16 unit pesawat tempur Super Tucano A29 buatan Industri Embraer Defense System, Brasil.

Wamenhan menambahkan meski telah memesan pesawat-pesawat tersebut, pemerintah Indonesia masih tetap ingin mengembangkan, bukan hanya sebagai user. Namun bisa membuka peluang untuk menjadi distributor produk pesawat ini di wilayah Asia.

Sehubungan dengan itu, Wamenhan mengharapkan jika peluang kerjasama terlebih lagi dalam hal produksi bersama pembangunan alutsista kedirgantaraan antara industri pertahanan dalam negeri PT. Dirgantara Indonesia dengan Industri Embraer Defense System, Brasil dapat diwujudkan. Diharapkan akhir  tahun 2012 kedua negara dapat mewujudkan peluang peningkatan kerjasama industri pertahanan udara. (MAW/SR).

Posisi Penting Indonesia Di Mata Cina

All hands,

Seiring dengan perubahan kebijakan Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik, Cina kini semakin memandang penting posisi Indonesia bagi kepentingannya. Beijing sekarang menjadikan peningkatan hubungan dengan Indonesia semakin penting, termasuk kerjasama di bidang pertahanan. Tentu menjadi pertanyaan, mengapa Jakarta semakin penting di mata Beijing?
Pertama, tentu saja posisi geografis Indonesia. Soal ini tak perlu didiskusikan panjang lebar. Kedua, posisi Indonesia sebagai pemimpin de facto ASEAN. Wajar saja kalau Indonesia menjadi primus inter pares ASEAN, sebab Indonesia adalah negara terbesar dan terpenting di Asia Tenggara. Ketiga, kebijakan politik Indonesia. Tentang yang ketiga ini, singkatnya Cina menganggap penting Indonesia karena berbeda dengan beberapa negara ASEAN lainnya, kebijakan Indonesia tidak selalu membebek Amerika Serikat.
Dengan tiga alasan itu, wajar saja bagi Cina untuk kian memandang penting posisi Indonesia di tengah upaya Amerika Serikat untuk membatasi geraknya. Pertanyaannya adalah, "daftar belanja" apa saja yang sudah disiapkan ole

Konsep Rotasi Kekuatan Militer Amerika Serikat

All hands,
 Menyusul diterbitkannya US Defense Strategic Guidance pada 5 Januari 2012 silam, kini militer Om Sam di antaranya menganut konsep rotasi kekuatan, di samping mempertahankan sebagian pangkalan militernya yang ada. Artinya, ada dua pendekatan yang sekarang ditempuh oleh Washington, yaitu tidak menutup pangkalan militer yang sudah lama eksis di kawasan Asia Pasifik, namun di sisi lain tidak membuka pangkalan militer baru di kawasan ini. Meskipun tak membuka pangkalan militer baru, akan tetapi Amerika Serikat menganut sistem rotasi kekuatan dengan menumpang pada pangkalan militer negara lain.
Sebagai contoh ada rencana penempatan Marinir Amerika Serikat di Darwin mulai 2012, di mana personel Marinir akan menumpang di Barak Robertson militer Angkatan Darat Australia. Setelah berada di sana selama enam bulan, kekuatan Marinir itu akan ditarik ke pangkalan induknya di Amerika Serikat atau di wilayah negara lain dan selanjutnya digantikan oleh kekuatan Marinir lainnya. Begitu pula dengan peningkatan kehadiran kapal perang dan pesawat udara Amerika Serikat di negeri Kaum Aborigin itu, akan menumpang di fasilitas militer Australia.
Melalui pendekatan rotasi, berarti ada penghematan dana oleh Amerika Serikat. Washington tak perlu mengeluarkan dana untuk memelihara pangkalan beserta segenap fasilitas pendukungnya. Amerika Serikat cuma perlu mengeluarkan dana bagi mendukung sustainment kekuatan militernya yang tengah berada di pangkalan militer asing itu, selain tentunya membayar fee kepada pemerintah Australia.

http://damnthetorpedo-2.blogspot.com/

Rabu, 14 Maret 2012

Kemampuan Industri Kendaraan Militer Dalam Negeri

Seandainya pemerintah dan pimpinan TNI merencanakan jauh-jauh hari rencana pengadaan kendaraan tempur dan kendaraan militer lainnya untuk keperluan kontingen Garuda XXXIX yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di Libanon atau UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon), maka pemerintah dan TNI tidak perlu repot-repot membeli panser dan kendaraan tempur lainnya dari Prancis.


Sebab, sebetulnya industri kendaraan militer di dalam negeri pun sudah mampu memproduksi kendaraan tersebut. Hanya sayangnya, karena kegiatan pembelian kendaraan militer tersebut dilakukan dalam waktu yang cukup singkat, maka industri pembuat kendaraan militer di dalam negeri tidak bisa memenuhi permintaan yang sangat mendadak tersebut. Sebab kapasitas produksi maupun kemampuan modal kerja industri-industri tersebut masih terbatas.


Memang kegiatan bisnis kendaraan militer di tanah air masih termasuk bisnis yang relatif baru terutama bagi para pelaku usaha swasta. Kondisi tersebut terjadi mungkin karena pemerintah sendiri selama ini masih membatasi kegiatan industri tersebut sehingga tidak banyak izin usaha atau izin industri yang diterbitkan bagi kegiatan usaha tersebut, atau mungkin juga karena memang dunia usaha kurang tertarik untuk menggeluti bidang usaha tersebut.

Karena itu, tidak mengherankan apabila pelaku usaha di bidang tersebut hingga kini masih sangat jarang dan jumlahnya kini dapat dihitung dengan jari. Kendati demikian, teknologi produksi kendaraan militer sebetulnya bukanlah hal yang baru bagi kalangan industri di dalam negeri. Sebab, pada prinsipnya teknologi produksi kendaraan militer tidak jauh berbeda dengan teknologi produksi otomotif pada umumnya. Hanya memang untuk kendaraan militer membutuhkan spesifikasi tertentu khususnya untuk bahan baku seperti untuk rangka, body dan kaca serta dalam kemampuan mesin.

Pada prinsipnya industri otomotif yang sudah mapan dapat dengan mudah dikembangkan menjadi industri kendaraan militer. Seperti halnya di Indonesia, dari segi penguasaan teknologi rekayasa dan teknik produksi (manufaktur), para pelaku industri kendaraan militer di dalam negeri sudah mampu memasok kebutuhan kendaraan angkut militer, baik bagi pasukan angkatan bersenjata (TNI) maupun bagi kepolisian (POLRI). Namun sayangnya, seringkali kepentingan bisnis justru mengalahkan idealisme untuk memberdayakan industri kendaraan militer dalam negeri sehingga pilihan tetap jatuh pada kendaraan militer impor.



Selain PT Pindad, sebuah perusahaan milik pemerintah yang sudah dikenal mampu memproduksi kendaraan angkut militer dan kendaraan tempur, terdapat juga sejumlah perusahaan swasta yang kini sudah mengembangkan produk kendaraan angkut militer dan kendaraan tempur. Bahkan beberapa unit kendaraan militer produksi mereka kini sudah dioperasikan oleh pihak TNI dan POLRI.

Salah satu diantara perusahaan produsen kendaraan militer tersebut adalah PT Sentra Surya Ekajaya. Perusahaan yang didirikan dan dipimpin oleh Eka Surya Jaya tersebut mulai merintis pengembangan industri kendaraan militer sejak tahun 1998. Pada awalnya perusahaan tersebut bergerak dalam kegiatan perbaikan dan re-powering kendaraan militer ringan seperti landrover dll. Pada tahun 2001 PT SSE mulai melakukan kegiatan pelapisan kendaraan militer dengan bahan antipeluru dan pada tahun 2002 mulai mengembangkan kegiatan rancang bangun kendaraan panser.

Untuk memperkuat penguasaan teknologi rekayasa (engineering), sejak tahun 2002 PT SSE menjalin kerjasama di bidang rancang bangun (design engineering) untuk kendaraan tempur (armor) dengan PT Dirgantara Indonesia. Namun demikian seluruh kegiatan produksi (manufacturing) dilaksanakan di fasilitas produksi PT SSE yang berlokasi di Karang Mulya, Tangerang.

Produk kendaraan militer pertama hasil rancang bangun dan rekayasa teknologi PT SSE keluar pada tahun 2003, yaitu kendaraan militer tipe ‘PJD’ atau kendaraan untuk operasi Penyerangan Jarak Dekat. Jenis kendaraan militer tersebut kini sudah dioperasikan oleh pasukan Raider dari Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebanyak 29 unit.



Selanjutnya, pada tahun 2004, PT SSE mengeluarkan kendaraan militer model baru, yaitu kendaraan panser ringan (light panser) yang kini telah dipergunakan oleh SAT 81 Komando Pasukan Khusus (Kopasus) TNI-AD, Cijantung sebanyak 3 unit.

Rencananya, pada tahun 2007 PT SSE akan memproduksi kendaraan militer tipe P3 Ransus yang merupakan kendaraan taktis ringan dengan mobilitas tinggi. Kendaraan militer tersebut dirancang khusus untuk operasi tempur dan mampu digunakan pada kegiatan operasi yang cukup lama sampai sekitar 8 jam operasi. Kendaraan militer P3 Ransus rencananya akan dipasok bagi Komando Pasukan Katak (Kopaska) Barat, Kopaska Timur (TNI-AL), Denjaka dan Denbravo (TNI-AU) dengan total pemesanan seluruhnya sebanyak 10 unit.

Untuk memasok kendaraan militer kepada pasukan Brigade Mobil (Brimob) POLRI, pada tanggal 4 Nopember 2006 lalu pada saat pelaksanaan HUT ke-21 Brimob POLRI di Markas Brimob Kelapa Dua Depok, PT SSE telah melakukan demonstrasi kendaraan tempur P2 APC (Armored Personnel Carrier) dan P3 Ransus. “Kmai sangat berharap pimpinan POLRI mendukung penggunaan kendaraan militer produksi PT SSE di jajaran kepolisian, karena produk ini merupakan produk buatan dalam negeri hasil ciptaan para putra putri anak bangsa,” kata Eka kepada majalah Kina di selasela acara pameran IndoDefence 2006 di arena PRJ Kemayoran, Jakarta belum lama ini.

Selain memasok kendaraan militer ke pasar dalam negeri, PT SSE juga telah menjajaki penjualan kendaraan militer ke sejumlah negara tetangga. “Untuk memenuhi pesanan ekspor, PT SSE kini sedang dalam proses pengurusan izin ekspor ke Departemen Pertahanan RI dan Dephan Sri Lanka untuk memasok sejumlah kendaraan militer kepada kepolisian Sri Lanka,” kata Eka.



Selain Sri Lanka, sejumlah negara tetangga lainnya juga banyak yang telah menyatakan minatnya untuk membeli kendaraan militer produksi PT SSE. Negara tersebut antara lain Iran, Pakistan, India, Laos, Vietnam, Kamboja dan Malaysia. Namun tampaknya ekspor kendaraan militer khususnya kendaraan tempur tidak semudah kegiatan ekspor kendaraan sipil, sebab membutuhkan izin khusus baik dari pemerintah Indonesia maupun dari pemerintah negara pengimpor.

Walaupun kendaraan yang dibuat PT SSE merupakan kendaraan militer, namun PT SSE tidak melengkapi kendaraan produksinya dengan senjata. Kendati demikian, PT SSE membuatkan mounting (dudukan senjata) pada kendaraan produksinya sesuai dengan pesanan dari pihak pembeli. Hal itu dinilai lebih fleksibel karena setiap kesatuan pasukan mempergunakan jenis senjata yang berbeda-beda.
“Hampir seluruh bahan baku dan komponen untuk pembuatan kendaraan militer di PT SSE dibuat di dalam negeri kecuali untuk mesin dan transmisinya yang sampai kini masih diimpor. Untuk kedua komponan tersebut spesifikasi teknisnya sering kali ditentukan oleh pihak pembeli,” tutur Eka.

Khusus untuk plat baja anti peluru, PT SSE bersama PT DI telah berhasil mengembangkan plat baja dengan ketebalan 6 mm yang tahan peluru. Demikian juga dengan kaca anti pelurunya sudah berhasil dikembangkan di dalam negeri melalui kegiatan riset putra putri anak bangsa. Hasil riset tersebut kini sedang dalam proses pendaftaran paten ke Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM.

Elang Khatulistiwa Ganti Kulit

 Skema warna baru pada Hawk 200 (photo : skyscrapercity)
Kurang lebih 13 tahun lamanya Skadron Udara 1 Lanud Supadio sudah memperkuat pengamanan kawasan di Indonesia bagian barat. Keberadaannya di bumi Khatulistiwa sangat dibutuhkan maklum saja Kalimantan Barat dan kawasan seputar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) adalah kawasan yang berhadapan langsung dengan corong laut China Selatan. Sehingga tidak mengherankan kedatangan Elang Khatulistiwa di Bumi Khatulistiwa ini disambut sangat meriah dan antusias dari masyarakat maupun pemerintah daerah setempat.

Diawal kedatangannya pesawat tempur taktis ini bercorak loreng coklat namun sejalan dengan waktu dan kebutuhan maka warna atau kulit si Elang Khatulistiwa ini akan diubah menjadi loreng abu-abu. Menurut Danflight Har Skadud 1 Kapten Tek Surat, S.T, perubahan warna ini berdasarkan Petunjuk Teknik Udara (PTU) No. 126 perbaikan Ke IV tahun 2011 tentang Standarisasi Pola dan Warna pengecetan pesawat TNI AU.

“Untuk tahap awal pengecatan dilakukan terhadap 3 pesawat yaitu pesawat TT 0223, TT 0224 dan TT 0234. Sekarang ini pesawat TT 0223 dan pesawat TT 0234 sudah dilaksanakan pengecetan dan masuk tahap finishing. Sedangkan pesawat TT 0224 baru tahap pengaplasan atau penghilangan cat asli”, jelas Danflight Har.

Ia menambahkan untuk proses dari awal hingga selesai pengecatan pesawat dilaksanakan oleh anggota Banharlap Depohar 30. Untuk satu pesawat memakan waktu lebih kurang 10 hari dan rencananya ketiga pesawat ini akan ditampilkan pada acara puncak HUT Ke-66 TNI Angkatan Udara tanggal 9 April mendatang di Jakarta.

Militer Indonesia Unggul atas Malaysia



Armada KRI menuju pangkalan induk Surabaya selesai mengikuti LATGAB
Militer Indonesia sejatinya tidaklah lemah seperti yang digambarkan dan diceritakan beberapa kalangan terutama pengamat asbun. TNI selama ini selalu menampilkan posisi low profile demi menjaga stabilitas kawasan dan peran sejarah era konforontasi. Waktu itu dengan kekuatan alutsista seabreg dan semangat tempur tinggi yang dimiliki prajurit TNI bersama sukarelawan, negara tetangga menjadi gerah dan gelisah.

Dengan semangat tak mau tampil high profile, saat ini kekuatan TNI tidak bisa dipandang sebelah mata. Kekuatan angkatan laut Indonesia sangat jauh mengungguli kekuatan tentera laut diraja Malaysia dengan kekuatan armada 3 :1 dimana armada tempur TNI AL punya kekuatan 146 KRI, 375 KAL, 2 kapal selam dan 2 divisi marinir. Sementara TLDM hanya punya 54 KD, 2 kapal selam dan tidak mempunyai pasukan marinir.

TNI AD jangan dikata lagi, punya divisi Kostrad sebagai pasukan pemukul reaksi cepat, pasukan Kodam, Raiders dan Kopassus. Kekuatan darat TNI diperkuat oleh sedikitnya 250.000 tentara yang punya semangat tempur tinggi dan alutsista yang modern, termasuk rudal-rudal jarak pendek buatan dalam negeri. Batalyon-batalyon tempur tersebar di seantero nusantara. Saat ini sedang dibangun satu divisi baru Kostrad untuk mengcover wilayah Indonesia Timur.

Untuk kekuatan Angkatan Udara, Malaysia sedikit lebih unggul dalam jumlah pesawat tempur namun masih kalah dalam jumlah seluruh pesawat yang menunjang operasi udara. Malaysia punya 18 Sukhoi, 10 Mig 29, 8 F18/Hornet, 8 F5E, 16 Hawk, sementara Indonesia memiliki 10 Sukhoi, 10 F16, 12 F5E, 36 Hawk. Untuk pesawat angkut Indonesia punya 27 Hercules dan puluhan pesawat angkut ringan termasuk 16 Heli Super Puma.

Jika melihat renstra TNI ke depan, tidak diragukan lagi pengawal republik ini akan sampai pada kekuatan minimum essential force dalam 4 tahun ke depan. Dari TNI AL sudah disiapkan pembuatan 10 PKR light Fregat kerjasama PAL dan Belanda. Pembuatan 32 Kapal Cepat Rudal buatan dalam negeri, pengadaan sedikitnya 2 kapal selam, modernisasi sistem tempur terhadap 42 KRI combatan dengan memasang rudal Yakhont dan C802. Marinir akan dilengkapi dengan sedikitnya 90 Tank tempur amphibi buatan Rusia BMP-3F dan sudah dipersenjatai dengan rudal Qw3 buatan China.

TNI AU sudah memesan 6 unit Sukhoi, 16 Super Tucano, 8 Heli Cougar, 16 pesawat latih lanjut. Tanpa publikasi luas TNI AU juga akan menambah sedikitnya 12 unit F16 blok 52, bahkan pilotnya sudah berlatih di arizona AS. Untuk pemantauan udara sudah ditambah sedikitnya 3 radar di Indonesia Timur dari Thales, dan berencana menambah lagi sediktinya 4 radar dari jenis yang sama.

Angkatan darat juga berbenah. Kodam Kalbar dihidupkan lagi, puluhan batalyon tempur dibentuk di perbatasan Kalimantan dan NTT. Alutsista diperbanyak secara besar-besaran termasuk roket dan rudal yang mempunyai fungsi strategis. Untuk Kalbar akan ditempatkan sediktinya 80 Main Battle Tank sementara rudal-rudal jarak pendek sudah digelar.

Militer Indonesia Belanja Alutsista, Tetangga Sebelah Panik


                                                Skuadron 31 Penerbad dengan Heli Tempur Mi35 buatan Rusia

Adalah Menhan Purnomo secara lantang menyatakan pada event penyerahan 3 pesawat tempur Sukhoi SU-27 di Makassar tanggal 27 September 2010 lalu: Untuk membangun pertahanan negara membutuhkan anggaran yang cukup besar, namun besarnya biaya itu tidak semahal dengan kehormatan dan harga diri bangsa.  Negara yang besar harus didukung dengan pertahanan yang kuat agar bangsa ini tidak dirongrong, baik dari dalam maupun dari luar. Untuk membangun kekuatan udara NKRI, Indonesia akan melengkapi skuadron  tempurnya dengan 10 skuadron dengan kekuatan 180 pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia untuk 10 tahun kedepan.

Statemen ini seperti petir di siang bolong  yang  membuat petinggi militer negara tetangga terutama Malaysia, Singapura dan Australia menjadi gerah dan gelisah.  Selama pekan-pekan ini semua situs militer dan forum militer di dunia maya berdiskusi hangat membahas pembangunan kekuatan militer Indonesia secara besar-besaran. Kalimat utamanya adalah kaget, ada apa gerangan, mengapa tiba-tiba, mau dibawa kemana hubungan kita (kata Armada Band), lalu mereka  mulai berhitung ulang dengan inventory arsenalnya.

Geliat perkuatan militer Indonesia secara terpadu mulai terlihat ketika kasus Ambalat pada tahun 2005 menghina harga diri bangsa oleh sebuah negara yang mengaku serumpun tapi arogan, Malaysia.  Sesungguhnya itulah titik awal kebangkitan militer Indonesia bersamaan dengan tekad TNI menjadi tentara profesional pengawal NKRI dan tidak lagi terjun dalam dunia politik dalam negeri yang belum dewasa dalam berdemokrasi sampai saat ini.

Belakangan pembangunan kekuatan militer China, India dan Australia menjadi sebab utama mengapa negara kepulauan ini harus memperkuat tentaranya dengan arsenal modern. Menhan Purnomo mengatakan belanja alutsista Indonesia selama lima tahun ke depan berjumlah US$ 16,7 milyar atau setara dengan Rp 150 trilyun, sebuah angka yang fantastik yang mampu membangunkan rasa percaya diri bagi seluruh anak bangsa yang cinta NKRI.  Pemerintah oke, DPR  juga, apalagi kalau rakyat ditanya dijamin pasti setuju banget.  Soalnya selama satu dekade ini kalau bicara alutsista kesan dan pesannya mirip lagu nelongso, minim anggaran, terbentur anggaran, prioritas ekonomi, harus banyak puasa aparat TNI sambil mengelus dada. Sabar ya nduk, kata bapak kandungnya TNI, ya rakyat, ya pemerintah.   Nah sekarang TNI sudah berbuka puasa dan menunya sangat beragam, ada PKR, ada Sukhoi, ada Kapal Selam, ada Rudal, ada Panser, bermacam-macam dah.

Apa yang bisa dibelanjakan dengan duit 150 trilyun rupiah itu dalam lima tahun ke depan.  Pasti banyak dong dan plaza atau mall arsenal berbagai negara pada sibuk menjajakan diri untuk kerjasama, kerja bareng dan kerja repot menghabiskan dana segar dan banyak itu.  Namanya juga gula, pasti banyak semut berdatangan dengan wajah manis untuk kerja bareng memproduksi alutsista di tanah air atau menawarkan produknya yang terbaru.

Kalau kita berandai-andai, setidaknya inilah arsenal yang segera mengisi  depot-depot militer Indonesia  sampai tahun 2015:

Alutsista Utama  TNI AU :

  • 4 Skuadron (64 unit) Sukhoi
  • 2 Skuadron (32 unit) F16
  • 2 Skuadron (36 unit) Hawk100/200
  • 1 Skuadron (12 unit) F5E
  • 1 Skuadron (16 unit) Super Tucano
  • 1 Skuadron (16 unit) Yak 130
  • 2 Skuadron ( 36 unit ) UAV
  • 4 Skuadron (64)Hercules
  • 7 Batteray Hanud Area
Alutsista Utama Angkatan Laut :

  • KRI  PKR Fregat  32 unit
  • KRI Korvet  56 unit
  • KRI Kapal Cepat Rudal 82 unit
  • KRI Kapal Patroli  Cepat  87 unit
  • KRI Kapal Selam 6 unit
  • KRI logistik dan angkut pasukan  LPD, LST 48 unit
Kekuatan armada angkatan laut akan ditambah menjadi 3 armada yaitu Armada Barat berpusat di Tanjungpinang, Natuna dan Belawan, Armada Tengah berpusat di Surabaya, Makassar dan  Tarakan,  Armada Timut berpusat di Ambon Merauke dan Kupang.  Kekuatan Marinir diproyeksi akan mencapai 60 ribu pasukan dan disebar diberbagai pangkalan angkatan laut.  Kekuatan persenjataan marinir meliputi 350 Tank BMP 3F terbaru, 175 Tank amphibi eksisting, 320 panser amphibi eksisting, 800 rudal QW3, 40 RM Grad, 75 Howitzer.

Alutsista Utama Angkatan Darat :

  • Pasukan Kostrad  3 divisi
  • Pasukan  Pemukul Kodam  150 Batalyon
  • Main Battle Tank  200 unit ditempatkan di Kalimantan dan NTT.
  • Panser Pindad  APC 540 unit  untuk batalyon infantri mekanis
  • Panser Canon 320 unit
  • Meriam dan Howitzer artileri  890 unit
  • Roket NDL  720 unit
  • Tank dan Panser eksisting berjumlah 750 unit.
  • 20 Heli tempur Mi35
  • 26 Heli angkut Mi17
  • 95 Heli tempur jenis lain
  • 1300 Rudal anti tank
  • 60 Hanud titik dengan rudal terbaru
  • 700 Rudal strategis Pindad-Lapan
Angkatan Udara dan Angkatan Laut adalah yang terbesar menyerap alokasi anggaran alutsista mengingat  banyaknya alutsista yang dibangun dikembangkan dan dibeli dengan teknologi terkini.  Pembuatan 10 PKR light Fregat yang sedang dibangun PT PAL setidaknya menghabiskan dana  US $ 2,5 milyar.  Pembuatan 4 kapal selam ditaksir menghabiskan dana US $2 milyar.  Tambahan skuadron tempur Sukhoi dan F16 berikut arsenalnya diprediksi menyerap anggaran US $ 6 milyar. 
Angkatan Udara akan menempatkan skuadron-skuadron tempurnya di Medan   (1 skuadron F16), Pangkal Pinang  (1 Skuadron Sukhoi) dan Madiun (2 Skuadron Sukhoi).  Eksisting  yang sudah ada 1 Skuadron Sukhoi di Makassar, 1 Skuadron F16 di Madiun, 1 Skuadron F5E di Madiun, 1 Skuadron Hawk di Pekan Baru dan 1 Skuadron di Pontianak.  Dengan masuknya arsenal baru terjadi pergeseran lokasi skuadron, Tarakan mendapat 8 SuperTucano dan 8 Hawk, Malang 8 SuperTucano, Yogya 16 Yak130.   Skuadron F16 di Madiun digeser ke Kupang dan F5E digeser ke Biak dan Timika.

Membaca peta arsenal ini saja jiran sebelah terutama Malaysia, Singapura dan Australia dijamin berkeringat apalagi jika lima tahun ke depan sudah menjadi kenyataan, bisa-bisa tak bisa tidur mereka.  Namun bagi sebuah negara besar seperti NKRI, wajar saja diperlukan alutsista dalam jumlah besar untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, agar negara lain tidak terus menerus meremehkan kekuatan pengawal republik kita.  Yang jelas dalam pembangunan kekuatan milter ini semuanya ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI dari ancaman pihak manapun, setidaknya mereka akan berhitung ulang jika ingin melecehkan teritori Indonesia.


UP DATE KEKUATAN ARMADA TEMPUR INDONESIA TAHUN 2012


Armada Fregat KRI  di sebuah Pangkalan, Ready For War


KAPAL FREGAT
AHMAD YANI CLASS
  1. KRI AHMAD YANI 351
  2. KRI SLAMET RIYADI 352
  3. KRI YOS SUDARSO 353
  4. KRI OSWALD SIAHAAN 354
  5. KRI ABDUL HALIM PERDANA KUSUMA 355
  6. KRI KAREL SATSUIT TUBUN 356
KI HAJAR DEWANTARA CLASS
  1. KRI KI HAJAR DEWANTARA 364
KAPAL KORVET
FATAHILLAH CLASS
  1. KRI FATAHILLAH 361
  2. KRI MALAHAYATI 362
  3. KRI NALA 363
SIGMA CLASS
  1. KRI DIPONEGORO 365
  2. KRI HASANUDDIN 366
  3. KRI SULTAN ISKANDAR MUDA 367
  4. KRI FRANS KAISIEPO 368
PARCHIM CLASS
  1. KRI KAPITAN PATIMURA 371
  2. KRI CUT NYAK DIN 375
  3. KRI SULTAN TAHA SYAIFUDDIN 376
  4. KRI MEMET SASTRAWIRIA 380
  5. KRI HASAN BASRI 382
  6. KRI IMAM BONJOL 383
  7. KRI PATI UNUS 384
  8. KRI TEUKU UMAR 385
  9. KRI SILAS PAPARE 386
  10. KRI UNTUNG SUROPATI 872
  11. KRI SULTAN NUKU 873
  12. KRI LAMBUNG MANGKURAT 874
  13. KRI SUTANTO 877
  14. KRI SUTEDI SENOPUTRA 878
  15. KRI WIRATNO 879
KAPAL SELAM
CAKRA CLASS
  1. KRI CAKRA 401
  2. KRI NANGGALA 402
Kapal Selam Mini 22 m :  4 Unit

KAPAL CEPAT RUDAL
MANDAU CLASS Berpeluru Kendali
  1. KRI MANDAU 621
  2. KRI RENCONG 622
  3. KRI BADIK 623
  4. KRI KERIS 624
CLURIT CLASS Berpeluru Kendali
  1. KRI CLURIT 641
  2. KRI KUJANG 642 
Catatan: Sampai dengan tahun 2014 Clurit Class mencapai 6 KRI

BRUNAI CLASS
  1. KRI SALAWAKU 642==>  No lambung menjadi kepala 8
  2. KRI BADAU 643 ===> No lambung menjadi kepala 8
ANDAU CLASS Torpedo
  1. KRI ANDAU 650
  2. KRI SINGA 651
  3. KRI TONGKAK 652
  4. KRI AJAK 653
KAKAP CLASS
  1. KRI KAKAP 811
  2. KRI KERAPU 812
  3. KRI TONGKOL 813
  4. KRI BARAKUDA 814
PANDRONG CLASS Berpeluru Kendali
  1. KRI PANDRONG 801
  2. KRI SURA 802
TODAK CLASS Berpeluru Kendali
  1. KRI TODAK  803
  2. KRI HIU 804
  3. KRI LAYANG 805
  4. KRI LEMADANG 806
BOA CLASS
  1. KRI BOA 807
  2. KRI WELANG 808
  3. KRI SULUH PARI 809
  4. KRI KATON 810
  5. KRI SANCA 811
  6. KRI WARAKAS 816
  7. KRI PANANA 817
  8. KRI KALAKAS 818
  9. KRI TEDONG NAGA 819
COBRA CLASS
  1. KR I CUCUT 866
  2. KRI COBRA 867
  3. KRI ANAKONDA 868
  4. KRI PATOLA 869
  5. KRI TALIWANGSA 870
  6. KRI KALAGIAN 871
KAPAL PATROLI CEPAT
KRAIT CLASS
  1. KRI KELABANG 826
  2. KRI KRAIT 827
  3. KRI TARIHU 828
  4. KRI ALKURA 830
SIBARAU CLASS
  1. KRI SIBARAU 847
  2. KRI SILIMAN 848
  3. KRI SIGALU 857
  4. KRI SILEA 858
  5. KRI SIRIBUA 859
  6. KRI WAIGEO 861
  7. KRI SIADA 862
  8. KRI SIKUDA 863
  9. KRI SIGUROT 864
VIPER CLASS
  1. KRI VIPER 820
  2. KRI PITON 821
  3. KRI WELING 822
  4. KRI MATACORA 823
  5. KRI TEDUNG SELAR 824
  6. KRI BOIGA 825
KAPAL LPD (LANDING PLATFORM DOCK)
MAKASSAR CLASS
  1. KRI MAKASSAR 590
  2. KRI SURABAYA 591
  3. KRI BANJARMASIN 592
  4. KRI BANDA ACEH 593
KAPAL LST (LANDING SHIP TANK)
FROSCH CLASS
  1. KRI TELUK GILIMANUK 531
  2. KRI TELUK CELUKAN BAWANG 532
  3. KRI TELUK CENDERAWASIH 533
  4. KRI  TELUK BERAU 534
  5. KRI TELUK PELENG 535
  6. KRI TELUK SIBOLGA 536
  7. KRI TELUK MANADO 537
  8. KRI TELUK HADING 538
  9. KRI TELUK PARIGI 539
  10. KRI TELUK LAMPUNG 540
  11. KRI TELUK JAKARTA 541
  12. KRI TELUK SANGKULIRANG 542
  13. KRI TELUK CIREBON 543
  14. KRI TELUK SABANG 544
TELUK LANGSA CLASS
  1. KRI TELUK LANGSA 501
  2. KRI TELUK AMBOINA 503
  3. KRI TELUK KAU 504
  4. KRI TELUK TOMINI 508
  5. KRI TELUK RATAI 509
  6. KRI TELUK SALEH 510
  7. KRI TELUK BONE 511
TACOMA CLASS
  1. KRI TELUK SEMANGKA 512
  2. KRI TELUK PENYU 513
  3. KRI TELUK MANDAR 514
  4. KRI TELUK SAMPIT 515
  5. KRI TELUK BANTEN 516
  6. KRI TELUK ENDE 517
KAPAL ANGKUT PASUKAN
TANJUNG CLASS
  1. KRI TANJUNG KAMBANI 971
  2. KRI TANJUNG OISINA 972
  3. KRI TANJUNG NUSANIVE 973
  4. KRI TANJUNG FATAGAR 974
KARANG CLASS
  1. KRI KARANG PILANG 981
  2. KRI KARANG TEKOK 982
  3. KRI KARANG BANTENG 983
  4. KRI KARANG UNARANG 984
KAPAL PENYAPU RANJAU
CONDOR CLASS
  1. KRI PULAU ROTE 721
  2. KRI PULAU RAAS 722
  3. KRI PULANG ROMANG 723
  4. KRI PULAU RIMAU 724
  5. KRI PULAU RUSA 726
  6. KRI PULAU RANGSANG 727
  7. KRI PULAU RAIBU 728
  8. KRI PULAU REMPANG 729
PROJECT 244 CLASS
  1. KRI PULAU RANI 701
PULAU RENGAT CLASS
  1. KRI PULAU RENGAT  711
  2. KRI PULAU RUPAT 712
KAPAL KOMANDO
  1. KRI MULTATULI 561
KAPAL LATIH LAYAR
  1. KRI DEWARUCI
  1. KRI ARUNG SAMUDERA
KAPAL TANKER
  1. KRI BALIKPAPAN 901
  2. KRI SAMBU 902
  3. KRI ARUN 903
  4. KRI SUNGAI GERONG 906
  5. KRI SORONG 911
KAPAL TUNDA
  1. KRI RAKATA 922
  2. KRI SOPUTAN 923
KAPAL SURVEY
  1. KRI DEWA KEMBAR 932
KAPAL PENDUKUNG
  1. KRI NUSA TELU 952
  2. KRI TELUK MENTAWAI 959
  3. KRI KARIMATA 960
  4. KRI WAGIO 961
KAPAL RUMAH SAKIT
  1. KRI DR. SOEHARSO 990
KAPAL TRIMARAN 

          Satu unit dalam  masa sea trial  (sd thn 2014 TNI AL punya 4 KRI Trimaran)

HOVERCRAFT

          8 Unit 

SEA RIDER 
          24 Unit 

KTBA

          12 Unit

 

Cerita Hidup Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger