Rabu, 14 Maret 2012

Kemampuan Industri Kendaraan Militer Dalam Negeri

Seandainya pemerintah dan pimpinan TNI merencanakan jauh-jauh hari rencana pengadaan kendaraan tempur dan kendaraan militer lainnya untuk keperluan kontingen Garuda XXXIX yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di Libanon atau UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon), maka pemerintah dan TNI tidak perlu repot-repot membeli panser dan kendaraan tempur lainnya dari Prancis.


Sebab, sebetulnya industri kendaraan militer di dalam negeri pun sudah mampu memproduksi kendaraan tersebut. Hanya sayangnya, karena kegiatan pembelian kendaraan militer tersebut dilakukan dalam waktu yang cukup singkat, maka industri pembuat kendaraan militer di dalam negeri tidak bisa memenuhi permintaan yang sangat mendadak tersebut. Sebab kapasitas produksi maupun kemampuan modal kerja industri-industri tersebut masih terbatas.


Memang kegiatan bisnis kendaraan militer di tanah air masih termasuk bisnis yang relatif baru terutama bagi para pelaku usaha swasta. Kondisi tersebut terjadi mungkin karena pemerintah sendiri selama ini masih membatasi kegiatan industri tersebut sehingga tidak banyak izin usaha atau izin industri yang diterbitkan bagi kegiatan usaha tersebut, atau mungkin juga karena memang dunia usaha kurang tertarik untuk menggeluti bidang usaha tersebut.

Karena itu, tidak mengherankan apabila pelaku usaha di bidang tersebut hingga kini masih sangat jarang dan jumlahnya kini dapat dihitung dengan jari. Kendati demikian, teknologi produksi kendaraan militer sebetulnya bukanlah hal yang baru bagi kalangan industri di dalam negeri. Sebab, pada prinsipnya teknologi produksi kendaraan militer tidak jauh berbeda dengan teknologi produksi otomotif pada umumnya. Hanya memang untuk kendaraan militer membutuhkan spesifikasi tertentu khususnya untuk bahan baku seperti untuk rangka, body dan kaca serta dalam kemampuan mesin.

Pada prinsipnya industri otomotif yang sudah mapan dapat dengan mudah dikembangkan menjadi industri kendaraan militer. Seperti halnya di Indonesia, dari segi penguasaan teknologi rekayasa dan teknik produksi (manufaktur), para pelaku industri kendaraan militer di dalam negeri sudah mampu memasok kebutuhan kendaraan angkut militer, baik bagi pasukan angkatan bersenjata (TNI) maupun bagi kepolisian (POLRI). Namun sayangnya, seringkali kepentingan bisnis justru mengalahkan idealisme untuk memberdayakan industri kendaraan militer dalam negeri sehingga pilihan tetap jatuh pada kendaraan militer impor.



Selain PT Pindad, sebuah perusahaan milik pemerintah yang sudah dikenal mampu memproduksi kendaraan angkut militer dan kendaraan tempur, terdapat juga sejumlah perusahaan swasta yang kini sudah mengembangkan produk kendaraan angkut militer dan kendaraan tempur. Bahkan beberapa unit kendaraan militer produksi mereka kini sudah dioperasikan oleh pihak TNI dan POLRI.

Salah satu diantara perusahaan produsen kendaraan militer tersebut adalah PT Sentra Surya Ekajaya. Perusahaan yang didirikan dan dipimpin oleh Eka Surya Jaya tersebut mulai merintis pengembangan industri kendaraan militer sejak tahun 1998. Pada awalnya perusahaan tersebut bergerak dalam kegiatan perbaikan dan re-powering kendaraan militer ringan seperti landrover dll. Pada tahun 2001 PT SSE mulai melakukan kegiatan pelapisan kendaraan militer dengan bahan antipeluru dan pada tahun 2002 mulai mengembangkan kegiatan rancang bangun kendaraan panser.

Untuk memperkuat penguasaan teknologi rekayasa (engineering), sejak tahun 2002 PT SSE menjalin kerjasama di bidang rancang bangun (design engineering) untuk kendaraan tempur (armor) dengan PT Dirgantara Indonesia. Namun demikian seluruh kegiatan produksi (manufacturing) dilaksanakan di fasilitas produksi PT SSE yang berlokasi di Karang Mulya, Tangerang.

Produk kendaraan militer pertama hasil rancang bangun dan rekayasa teknologi PT SSE keluar pada tahun 2003, yaitu kendaraan militer tipe ‘PJD’ atau kendaraan untuk operasi Penyerangan Jarak Dekat. Jenis kendaraan militer tersebut kini sudah dioperasikan oleh pasukan Raider dari Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebanyak 29 unit.



Selanjutnya, pada tahun 2004, PT SSE mengeluarkan kendaraan militer model baru, yaitu kendaraan panser ringan (light panser) yang kini telah dipergunakan oleh SAT 81 Komando Pasukan Khusus (Kopasus) TNI-AD, Cijantung sebanyak 3 unit.

Rencananya, pada tahun 2007 PT SSE akan memproduksi kendaraan militer tipe P3 Ransus yang merupakan kendaraan taktis ringan dengan mobilitas tinggi. Kendaraan militer tersebut dirancang khusus untuk operasi tempur dan mampu digunakan pada kegiatan operasi yang cukup lama sampai sekitar 8 jam operasi. Kendaraan militer P3 Ransus rencananya akan dipasok bagi Komando Pasukan Katak (Kopaska) Barat, Kopaska Timur (TNI-AL), Denjaka dan Denbravo (TNI-AU) dengan total pemesanan seluruhnya sebanyak 10 unit.

Untuk memasok kendaraan militer kepada pasukan Brigade Mobil (Brimob) POLRI, pada tanggal 4 Nopember 2006 lalu pada saat pelaksanaan HUT ke-21 Brimob POLRI di Markas Brimob Kelapa Dua Depok, PT SSE telah melakukan demonstrasi kendaraan tempur P2 APC (Armored Personnel Carrier) dan P3 Ransus. “Kmai sangat berharap pimpinan POLRI mendukung penggunaan kendaraan militer produksi PT SSE di jajaran kepolisian, karena produk ini merupakan produk buatan dalam negeri hasil ciptaan para putra putri anak bangsa,” kata Eka kepada majalah Kina di selasela acara pameran IndoDefence 2006 di arena PRJ Kemayoran, Jakarta belum lama ini.

Selain memasok kendaraan militer ke pasar dalam negeri, PT SSE juga telah menjajaki penjualan kendaraan militer ke sejumlah negara tetangga. “Untuk memenuhi pesanan ekspor, PT SSE kini sedang dalam proses pengurusan izin ekspor ke Departemen Pertahanan RI dan Dephan Sri Lanka untuk memasok sejumlah kendaraan militer kepada kepolisian Sri Lanka,” kata Eka.



Selain Sri Lanka, sejumlah negara tetangga lainnya juga banyak yang telah menyatakan minatnya untuk membeli kendaraan militer produksi PT SSE. Negara tersebut antara lain Iran, Pakistan, India, Laos, Vietnam, Kamboja dan Malaysia. Namun tampaknya ekspor kendaraan militer khususnya kendaraan tempur tidak semudah kegiatan ekspor kendaraan sipil, sebab membutuhkan izin khusus baik dari pemerintah Indonesia maupun dari pemerintah negara pengimpor.

Walaupun kendaraan yang dibuat PT SSE merupakan kendaraan militer, namun PT SSE tidak melengkapi kendaraan produksinya dengan senjata. Kendati demikian, PT SSE membuatkan mounting (dudukan senjata) pada kendaraan produksinya sesuai dengan pesanan dari pihak pembeli. Hal itu dinilai lebih fleksibel karena setiap kesatuan pasukan mempergunakan jenis senjata yang berbeda-beda.
“Hampir seluruh bahan baku dan komponen untuk pembuatan kendaraan militer di PT SSE dibuat di dalam negeri kecuali untuk mesin dan transmisinya yang sampai kini masih diimpor. Untuk kedua komponan tersebut spesifikasi teknisnya sering kali ditentukan oleh pihak pembeli,” tutur Eka.

Khusus untuk plat baja anti peluru, PT SSE bersama PT DI telah berhasil mengembangkan plat baja dengan ketebalan 6 mm yang tahan peluru. Demikian juga dengan kaca anti pelurunya sudah berhasil dikembangkan di dalam negeri melalui kegiatan riset putra putri anak bangsa. Hasil riset tersebut kini sedang dalam proses pendaftaran paten ke Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM.

Elang Khatulistiwa Ganti Kulit

 Skema warna baru pada Hawk 200 (photo : skyscrapercity)
Kurang lebih 13 tahun lamanya Skadron Udara 1 Lanud Supadio sudah memperkuat pengamanan kawasan di Indonesia bagian barat. Keberadaannya di bumi Khatulistiwa sangat dibutuhkan maklum saja Kalimantan Barat dan kawasan seputar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) adalah kawasan yang berhadapan langsung dengan corong laut China Selatan. Sehingga tidak mengherankan kedatangan Elang Khatulistiwa di Bumi Khatulistiwa ini disambut sangat meriah dan antusias dari masyarakat maupun pemerintah daerah setempat.

Diawal kedatangannya pesawat tempur taktis ini bercorak loreng coklat namun sejalan dengan waktu dan kebutuhan maka warna atau kulit si Elang Khatulistiwa ini akan diubah menjadi loreng abu-abu. Menurut Danflight Har Skadud 1 Kapten Tek Surat, S.T, perubahan warna ini berdasarkan Petunjuk Teknik Udara (PTU) No. 126 perbaikan Ke IV tahun 2011 tentang Standarisasi Pola dan Warna pengecetan pesawat TNI AU.

“Untuk tahap awal pengecatan dilakukan terhadap 3 pesawat yaitu pesawat TT 0223, TT 0224 dan TT 0234. Sekarang ini pesawat TT 0223 dan pesawat TT 0234 sudah dilaksanakan pengecetan dan masuk tahap finishing. Sedangkan pesawat TT 0224 baru tahap pengaplasan atau penghilangan cat asli”, jelas Danflight Har.

Ia menambahkan untuk proses dari awal hingga selesai pengecatan pesawat dilaksanakan oleh anggota Banharlap Depohar 30. Untuk satu pesawat memakan waktu lebih kurang 10 hari dan rencananya ketiga pesawat ini akan ditampilkan pada acara puncak HUT Ke-66 TNI Angkatan Udara tanggal 9 April mendatang di Jakarta.

Militer Indonesia Unggul atas Malaysia



Armada KRI menuju pangkalan induk Surabaya selesai mengikuti LATGAB
Militer Indonesia sejatinya tidaklah lemah seperti yang digambarkan dan diceritakan beberapa kalangan terutama pengamat asbun. TNI selama ini selalu menampilkan posisi low profile demi menjaga stabilitas kawasan dan peran sejarah era konforontasi. Waktu itu dengan kekuatan alutsista seabreg dan semangat tempur tinggi yang dimiliki prajurit TNI bersama sukarelawan, negara tetangga menjadi gerah dan gelisah.

Dengan semangat tak mau tampil high profile, saat ini kekuatan TNI tidak bisa dipandang sebelah mata. Kekuatan angkatan laut Indonesia sangat jauh mengungguli kekuatan tentera laut diraja Malaysia dengan kekuatan armada 3 :1 dimana armada tempur TNI AL punya kekuatan 146 KRI, 375 KAL, 2 kapal selam dan 2 divisi marinir. Sementara TLDM hanya punya 54 KD, 2 kapal selam dan tidak mempunyai pasukan marinir.

TNI AD jangan dikata lagi, punya divisi Kostrad sebagai pasukan pemukul reaksi cepat, pasukan Kodam, Raiders dan Kopassus. Kekuatan darat TNI diperkuat oleh sedikitnya 250.000 tentara yang punya semangat tempur tinggi dan alutsista yang modern, termasuk rudal-rudal jarak pendek buatan dalam negeri. Batalyon-batalyon tempur tersebar di seantero nusantara. Saat ini sedang dibangun satu divisi baru Kostrad untuk mengcover wilayah Indonesia Timur.

Untuk kekuatan Angkatan Udara, Malaysia sedikit lebih unggul dalam jumlah pesawat tempur namun masih kalah dalam jumlah seluruh pesawat yang menunjang operasi udara. Malaysia punya 18 Sukhoi, 10 Mig 29, 8 F18/Hornet, 8 F5E, 16 Hawk, sementara Indonesia memiliki 10 Sukhoi, 10 F16, 12 F5E, 36 Hawk. Untuk pesawat angkut Indonesia punya 27 Hercules dan puluhan pesawat angkut ringan termasuk 16 Heli Super Puma.

Jika melihat renstra TNI ke depan, tidak diragukan lagi pengawal republik ini akan sampai pada kekuatan minimum essential force dalam 4 tahun ke depan. Dari TNI AL sudah disiapkan pembuatan 10 PKR light Fregat kerjasama PAL dan Belanda. Pembuatan 32 Kapal Cepat Rudal buatan dalam negeri, pengadaan sedikitnya 2 kapal selam, modernisasi sistem tempur terhadap 42 KRI combatan dengan memasang rudal Yakhont dan C802. Marinir akan dilengkapi dengan sedikitnya 90 Tank tempur amphibi buatan Rusia BMP-3F dan sudah dipersenjatai dengan rudal Qw3 buatan China.

TNI AU sudah memesan 6 unit Sukhoi, 16 Super Tucano, 8 Heli Cougar, 16 pesawat latih lanjut. Tanpa publikasi luas TNI AU juga akan menambah sedikitnya 12 unit F16 blok 52, bahkan pilotnya sudah berlatih di arizona AS. Untuk pemantauan udara sudah ditambah sedikitnya 3 radar di Indonesia Timur dari Thales, dan berencana menambah lagi sediktinya 4 radar dari jenis yang sama.

Angkatan darat juga berbenah. Kodam Kalbar dihidupkan lagi, puluhan batalyon tempur dibentuk di perbatasan Kalimantan dan NTT. Alutsista diperbanyak secara besar-besaran termasuk roket dan rudal yang mempunyai fungsi strategis. Untuk Kalbar akan ditempatkan sediktinya 80 Main Battle Tank sementara rudal-rudal jarak pendek sudah digelar.

Militer Indonesia Belanja Alutsista, Tetangga Sebelah Panik


                                                Skuadron 31 Penerbad dengan Heli Tempur Mi35 buatan Rusia

Adalah Menhan Purnomo secara lantang menyatakan pada event penyerahan 3 pesawat tempur Sukhoi SU-27 di Makassar tanggal 27 September 2010 lalu: Untuk membangun pertahanan negara membutuhkan anggaran yang cukup besar, namun besarnya biaya itu tidak semahal dengan kehormatan dan harga diri bangsa.  Negara yang besar harus didukung dengan pertahanan yang kuat agar bangsa ini tidak dirongrong, baik dari dalam maupun dari luar. Untuk membangun kekuatan udara NKRI, Indonesia akan melengkapi skuadron  tempurnya dengan 10 skuadron dengan kekuatan 180 pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia untuk 10 tahun kedepan.

Statemen ini seperti petir di siang bolong  yang  membuat petinggi militer negara tetangga terutama Malaysia, Singapura dan Australia menjadi gerah dan gelisah.  Selama pekan-pekan ini semua situs militer dan forum militer di dunia maya berdiskusi hangat membahas pembangunan kekuatan militer Indonesia secara besar-besaran. Kalimat utamanya adalah kaget, ada apa gerangan, mengapa tiba-tiba, mau dibawa kemana hubungan kita (kata Armada Band), lalu mereka  mulai berhitung ulang dengan inventory arsenalnya.

Geliat perkuatan militer Indonesia secara terpadu mulai terlihat ketika kasus Ambalat pada tahun 2005 menghina harga diri bangsa oleh sebuah negara yang mengaku serumpun tapi arogan, Malaysia.  Sesungguhnya itulah titik awal kebangkitan militer Indonesia bersamaan dengan tekad TNI menjadi tentara profesional pengawal NKRI dan tidak lagi terjun dalam dunia politik dalam negeri yang belum dewasa dalam berdemokrasi sampai saat ini.

Belakangan pembangunan kekuatan militer China, India dan Australia menjadi sebab utama mengapa negara kepulauan ini harus memperkuat tentaranya dengan arsenal modern. Menhan Purnomo mengatakan belanja alutsista Indonesia selama lima tahun ke depan berjumlah US$ 16,7 milyar atau setara dengan Rp 150 trilyun, sebuah angka yang fantastik yang mampu membangunkan rasa percaya diri bagi seluruh anak bangsa yang cinta NKRI.  Pemerintah oke, DPR  juga, apalagi kalau rakyat ditanya dijamin pasti setuju banget.  Soalnya selama satu dekade ini kalau bicara alutsista kesan dan pesannya mirip lagu nelongso, minim anggaran, terbentur anggaran, prioritas ekonomi, harus banyak puasa aparat TNI sambil mengelus dada. Sabar ya nduk, kata bapak kandungnya TNI, ya rakyat, ya pemerintah.   Nah sekarang TNI sudah berbuka puasa dan menunya sangat beragam, ada PKR, ada Sukhoi, ada Kapal Selam, ada Rudal, ada Panser, bermacam-macam dah.

Apa yang bisa dibelanjakan dengan duit 150 trilyun rupiah itu dalam lima tahun ke depan.  Pasti banyak dong dan plaza atau mall arsenal berbagai negara pada sibuk menjajakan diri untuk kerjasama, kerja bareng dan kerja repot menghabiskan dana segar dan banyak itu.  Namanya juga gula, pasti banyak semut berdatangan dengan wajah manis untuk kerja bareng memproduksi alutsista di tanah air atau menawarkan produknya yang terbaru.

Kalau kita berandai-andai, setidaknya inilah arsenal yang segera mengisi  depot-depot militer Indonesia  sampai tahun 2015:

Alutsista Utama  TNI AU :

  • 4 Skuadron (64 unit) Sukhoi
  • 2 Skuadron (32 unit) F16
  • 2 Skuadron (36 unit) Hawk100/200
  • 1 Skuadron (12 unit) F5E
  • 1 Skuadron (16 unit) Super Tucano
  • 1 Skuadron (16 unit) Yak 130
  • 2 Skuadron ( 36 unit ) UAV
  • 4 Skuadron (64)Hercules
  • 7 Batteray Hanud Area
Alutsista Utama Angkatan Laut :

  • KRI  PKR Fregat  32 unit
  • KRI Korvet  56 unit
  • KRI Kapal Cepat Rudal 82 unit
  • KRI Kapal Patroli  Cepat  87 unit
  • KRI Kapal Selam 6 unit
  • KRI logistik dan angkut pasukan  LPD, LST 48 unit
Kekuatan armada angkatan laut akan ditambah menjadi 3 armada yaitu Armada Barat berpusat di Tanjungpinang, Natuna dan Belawan, Armada Tengah berpusat di Surabaya, Makassar dan  Tarakan,  Armada Timut berpusat di Ambon Merauke dan Kupang.  Kekuatan Marinir diproyeksi akan mencapai 60 ribu pasukan dan disebar diberbagai pangkalan angkatan laut.  Kekuatan persenjataan marinir meliputi 350 Tank BMP 3F terbaru, 175 Tank amphibi eksisting, 320 panser amphibi eksisting, 800 rudal QW3, 40 RM Grad, 75 Howitzer.

Alutsista Utama Angkatan Darat :

  • Pasukan Kostrad  3 divisi
  • Pasukan  Pemukul Kodam  150 Batalyon
  • Main Battle Tank  200 unit ditempatkan di Kalimantan dan NTT.
  • Panser Pindad  APC 540 unit  untuk batalyon infantri mekanis
  • Panser Canon 320 unit
  • Meriam dan Howitzer artileri  890 unit
  • Roket NDL  720 unit
  • Tank dan Panser eksisting berjumlah 750 unit.
  • 20 Heli tempur Mi35
  • 26 Heli angkut Mi17
  • 95 Heli tempur jenis lain
  • 1300 Rudal anti tank
  • 60 Hanud titik dengan rudal terbaru
  • 700 Rudal strategis Pindad-Lapan
Angkatan Udara dan Angkatan Laut adalah yang terbesar menyerap alokasi anggaran alutsista mengingat  banyaknya alutsista yang dibangun dikembangkan dan dibeli dengan teknologi terkini.  Pembuatan 10 PKR light Fregat yang sedang dibangun PT PAL setidaknya menghabiskan dana  US $ 2,5 milyar.  Pembuatan 4 kapal selam ditaksir menghabiskan dana US $2 milyar.  Tambahan skuadron tempur Sukhoi dan F16 berikut arsenalnya diprediksi menyerap anggaran US $ 6 milyar. 
Angkatan Udara akan menempatkan skuadron-skuadron tempurnya di Medan   (1 skuadron F16), Pangkal Pinang  (1 Skuadron Sukhoi) dan Madiun (2 Skuadron Sukhoi).  Eksisting  yang sudah ada 1 Skuadron Sukhoi di Makassar, 1 Skuadron F16 di Madiun, 1 Skuadron F5E di Madiun, 1 Skuadron Hawk di Pekan Baru dan 1 Skuadron di Pontianak.  Dengan masuknya arsenal baru terjadi pergeseran lokasi skuadron, Tarakan mendapat 8 SuperTucano dan 8 Hawk, Malang 8 SuperTucano, Yogya 16 Yak130.   Skuadron F16 di Madiun digeser ke Kupang dan F5E digeser ke Biak dan Timika.

Membaca peta arsenal ini saja jiran sebelah terutama Malaysia, Singapura dan Australia dijamin berkeringat apalagi jika lima tahun ke depan sudah menjadi kenyataan, bisa-bisa tak bisa tidur mereka.  Namun bagi sebuah negara besar seperti NKRI, wajar saja diperlukan alutsista dalam jumlah besar untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, agar negara lain tidak terus menerus meremehkan kekuatan pengawal republik kita.  Yang jelas dalam pembangunan kekuatan milter ini semuanya ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI dari ancaman pihak manapun, setidaknya mereka akan berhitung ulang jika ingin melecehkan teritori Indonesia.


UP DATE KEKUATAN ARMADA TEMPUR INDONESIA TAHUN 2012


Armada Fregat KRI  di sebuah Pangkalan, Ready For War


KAPAL FREGAT
AHMAD YANI CLASS
  1. KRI AHMAD YANI 351
  2. KRI SLAMET RIYADI 352
  3. KRI YOS SUDARSO 353
  4. KRI OSWALD SIAHAAN 354
  5. KRI ABDUL HALIM PERDANA KUSUMA 355
  6. KRI KAREL SATSUIT TUBUN 356
KI HAJAR DEWANTARA CLASS
  1. KRI KI HAJAR DEWANTARA 364
KAPAL KORVET
FATAHILLAH CLASS
  1. KRI FATAHILLAH 361
  2. KRI MALAHAYATI 362
  3. KRI NALA 363
SIGMA CLASS
  1. KRI DIPONEGORO 365
  2. KRI HASANUDDIN 366
  3. KRI SULTAN ISKANDAR MUDA 367
  4. KRI FRANS KAISIEPO 368
PARCHIM CLASS
  1. KRI KAPITAN PATIMURA 371
  2. KRI CUT NYAK DIN 375
  3. KRI SULTAN TAHA SYAIFUDDIN 376
  4. KRI MEMET SASTRAWIRIA 380
  5. KRI HASAN BASRI 382
  6. KRI IMAM BONJOL 383
  7. KRI PATI UNUS 384
  8. KRI TEUKU UMAR 385
  9. KRI SILAS PAPARE 386
  10. KRI UNTUNG SUROPATI 872
  11. KRI SULTAN NUKU 873
  12. KRI LAMBUNG MANGKURAT 874
  13. KRI SUTANTO 877
  14. KRI SUTEDI SENOPUTRA 878
  15. KRI WIRATNO 879
KAPAL SELAM
CAKRA CLASS
  1. KRI CAKRA 401
  2. KRI NANGGALA 402
Kapal Selam Mini 22 m :  4 Unit

KAPAL CEPAT RUDAL
MANDAU CLASS Berpeluru Kendali
  1. KRI MANDAU 621
  2. KRI RENCONG 622
  3. KRI BADIK 623
  4. KRI KERIS 624
CLURIT CLASS Berpeluru Kendali
  1. KRI CLURIT 641
  2. KRI KUJANG 642 
Catatan: Sampai dengan tahun 2014 Clurit Class mencapai 6 KRI

BRUNAI CLASS
  1. KRI SALAWAKU 642==>  No lambung menjadi kepala 8
  2. KRI BADAU 643 ===> No lambung menjadi kepala 8
ANDAU CLASS Torpedo
  1. KRI ANDAU 650
  2. KRI SINGA 651
  3. KRI TONGKAK 652
  4. KRI AJAK 653
KAKAP CLASS
  1. KRI KAKAP 811
  2. KRI KERAPU 812
  3. KRI TONGKOL 813
  4. KRI BARAKUDA 814
PANDRONG CLASS Berpeluru Kendali
  1. KRI PANDRONG 801
  2. KRI SURA 802
TODAK CLASS Berpeluru Kendali
  1. KRI TODAK  803
  2. KRI HIU 804
  3. KRI LAYANG 805
  4. KRI LEMADANG 806
BOA CLASS
  1. KRI BOA 807
  2. KRI WELANG 808
  3. KRI SULUH PARI 809
  4. KRI KATON 810
  5. KRI SANCA 811
  6. KRI WARAKAS 816
  7. KRI PANANA 817
  8. KRI KALAKAS 818
  9. KRI TEDONG NAGA 819
COBRA CLASS
  1. KR I CUCUT 866
  2. KRI COBRA 867
  3. KRI ANAKONDA 868
  4. KRI PATOLA 869
  5. KRI TALIWANGSA 870
  6. KRI KALAGIAN 871
KAPAL PATROLI CEPAT
KRAIT CLASS
  1. KRI KELABANG 826
  2. KRI KRAIT 827
  3. KRI TARIHU 828
  4. KRI ALKURA 830
SIBARAU CLASS
  1. KRI SIBARAU 847
  2. KRI SILIMAN 848
  3. KRI SIGALU 857
  4. KRI SILEA 858
  5. KRI SIRIBUA 859
  6. KRI WAIGEO 861
  7. KRI SIADA 862
  8. KRI SIKUDA 863
  9. KRI SIGUROT 864
VIPER CLASS
  1. KRI VIPER 820
  2. KRI PITON 821
  3. KRI WELING 822
  4. KRI MATACORA 823
  5. KRI TEDUNG SELAR 824
  6. KRI BOIGA 825
KAPAL LPD (LANDING PLATFORM DOCK)
MAKASSAR CLASS
  1. KRI MAKASSAR 590
  2. KRI SURABAYA 591
  3. KRI BANJARMASIN 592
  4. KRI BANDA ACEH 593
KAPAL LST (LANDING SHIP TANK)
FROSCH CLASS
  1. KRI TELUK GILIMANUK 531
  2. KRI TELUK CELUKAN BAWANG 532
  3. KRI TELUK CENDERAWASIH 533
  4. KRI  TELUK BERAU 534
  5. KRI TELUK PELENG 535
  6. KRI TELUK SIBOLGA 536
  7. KRI TELUK MANADO 537
  8. KRI TELUK HADING 538
  9. KRI TELUK PARIGI 539
  10. KRI TELUK LAMPUNG 540
  11. KRI TELUK JAKARTA 541
  12. KRI TELUK SANGKULIRANG 542
  13. KRI TELUK CIREBON 543
  14. KRI TELUK SABANG 544
TELUK LANGSA CLASS
  1. KRI TELUK LANGSA 501
  2. KRI TELUK AMBOINA 503
  3. KRI TELUK KAU 504
  4. KRI TELUK TOMINI 508
  5. KRI TELUK RATAI 509
  6. KRI TELUK SALEH 510
  7. KRI TELUK BONE 511
TACOMA CLASS
  1. KRI TELUK SEMANGKA 512
  2. KRI TELUK PENYU 513
  3. KRI TELUK MANDAR 514
  4. KRI TELUK SAMPIT 515
  5. KRI TELUK BANTEN 516
  6. KRI TELUK ENDE 517
KAPAL ANGKUT PASUKAN
TANJUNG CLASS
  1. KRI TANJUNG KAMBANI 971
  2. KRI TANJUNG OISINA 972
  3. KRI TANJUNG NUSANIVE 973
  4. KRI TANJUNG FATAGAR 974
KARANG CLASS
  1. KRI KARANG PILANG 981
  2. KRI KARANG TEKOK 982
  3. KRI KARANG BANTENG 983
  4. KRI KARANG UNARANG 984
KAPAL PENYAPU RANJAU
CONDOR CLASS
  1. KRI PULAU ROTE 721
  2. KRI PULAU RAAS 722
  3. KRI PULANG ROMANG 723
  4. KRI PULAU RIMAU 724
  5. KRI PULAU RUSA 726
  6. KRI PULAU RANGSANG 727
  7. KRI PULAU RAIBU 728
  8. KRI PULAU REMPANG 729
PROJECT 244 CLASS
  1. KRI PULAU RANI 701
PULAU RENGAT CLASS
  1. KRI PULAU RENGAT  711
  2. KRI PULAU RUPAT 712
KAPAL KOMANDO
  1. KRI MULTATULI 561
KAPAL LATIH LAYAR
  1. KRI DEWARUCI
  1. KRI ARUNG SAMUDERA
KAPAL TANKER
  1. KRI BALIKPAPAN 901
  2. KRI SAMBU 902
  3. KRI ARUN 903
  4. KRI SUNGAI GERONG 906
  5. KRI SORONG 911
KAPAL TUNDA
  1. KRI RAKATA 922
  2. KRI SOPUTAN 923
KAPAL SURVEY
  1. KRI DEWA KEMBAR 932
KAPAL PENDUKUNG
  1. KRI NUSA TELU 952
  2. KRI TELUK MENTAWAI 959
  3. KRI KARIMATA 960
  4. KRI WAGIO 961
KAPAL RUMAH SAKIT
  1. KRI DR. SOEHARSO 990
KAPAL TRIMARAN 

          Satu unit dalam  masa sea trial  (sd thn 2014 TNI AL punya 4 KRI Trimaran)

HOVERCRAFT

          8 Unit 

SEA RIDER 
          24 Unit 

KTBA

          12 Unit

 

Cerita Hidup Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger