Senin, 30 April 2012

KRI SIM-367 Tiba di Tanah Air, Dapat Nilai “Satisfact”



1335766584307667879
KRI SIM-367 dari Lebanon tiba di Dermaga Kolinlamil,Tanjung Priok,Jakarta-Utara
Misi pemeliharaan dan perdamian dunia terus dilakukan Indonesia. Setelah bertugas selama enam bulan di Lebanon, KRI Sultan Iskandar Muda (SIM) 367 tiba di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok,Jakarta-Utara, Minggu Kemarin( 29/04). KRI SIM dengan nomor lambung 367 itu, baru saja menunaikan tugas sebagai Satgas Maritime Task Force (Satgas MTF) UNIFIL di perairan Lebanon.
KRI SIM-367 mulai melaksanakan tugas sejak Oktober 2011 sampai Maret 2012 dan akan digantikan dengan KRI Hasanuddin -366, yang rencananya akan diberangkatkan pada tahun ini juga. “Dua atau tiga bulan lagi akan kita siapkan, mereka juga akan bertugas selama enam bulan,” ujar Panglima TNI Agus Suhartono.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, menjelaskan, pada saat KRI SIM-367 tiba di Lebanon, sudah dilakukan pemeriksaan oleh Tim dari PBB dengan nilai yang satisfact .”Begitu pulang dicek kembali seluruh peralatan, sama nilainya satisfact (memuaskan) dan komandan kapal beserta awaknya mendapatkan nilai yang baik artinya professional, kualitas yang baik sesuai standar PBB,” kata Panglima TNI di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok,Jakarta (30/4).
Sebagaimana arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,TNI akan terus mempersiapkan dan akan terus mengabdi sebagai pasukan perdamaian PBB. Dengan bergabungnya TNI sebagai pasukan perdamaian PBB, akan memiliki suatu pengalaman tersendiri di medan tugas.”Setelah mereka kembali, tugas mereka adalah menularkan pengalaman mereka kepada prajurit TNI lainnya, sehingga kita memiliki standar kualitas yang sama,” ujar Panglima.
Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C/UNIFIL diperkuat oleh 100 prajurit TNI AL. Mereka terdiri dari 33 perwira, 48 bintara, dan 19 tamtama yang dipimpin oleh Komandan Kapal Letkol Laut (Pelaut) Agus Hariadi yang merupakan lulusan AAL 1992.
Selama penugasan KRI SIM-367 telah memberikan kontribusi kepada UNIFIL, mulai dari patroli turin, latihan bersama dengan Lebanese Armed Forces (LAF)-Navy, maupun unsure-unsur MTF/UNIFIL lainnya di area of maritime operation (AMO).
Tugas utama KRI SIM-367 dalam misi itu adalah membantu Angkatan Laut Lebanon dalam menegakkan kedaulatan negaranya secara mandiri, mengamankan garis pantai, mencegah masuknya senjata secara illegal, baik keluar maupun kedalam wilayah Lebanon. Hal itu dilakukan berdasarkan mandate Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor : 1701 Tahun 2006.
Dengan melaksanakan pengawasan di perairan Lebanon, diharapkan dapat mewujudkan perdamaian abadi di Lebanon. KRI SIM -367, sudah delapan bulan meninggalkan tanah air, dengan rincian dua bulan perjalanan pulang-pergi dan enam bulan masa penugasan, kini telah kembali lagi ke tanah air.
Dari sejumlah negara yang terlibat dalam Satgas MTF UNIFIL, hanya ada dua negara yang menyertakan helicopter diatas kapalnya, salah satunya adalah Indonesia.Sehingga selain melakukan pengawasan di perairan Lebanon, juga melakukan pengawasan di udara melalui helicopter. Satgas MTF UNIFIL Indonesia, diakui oleh negara lain dan kedudukannya sejajar dengan Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Yunani, dan Turki. Indonesia adalah negara satu-satunya di Asia yang pertama kali berpartisipasi dalam mengirimkan kapal perang dalam misi perdamaian di Lebanon.
KRI SIM -367 merupakan salah satu kapal terbaru milik TNI AL. Kapal perang jenis korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen, Belanda.Kapal yang masuk dalam jajaran Satkoarmatim ini memiliki bobot 1700 ton, dengan panjang 90,71 meter, dan lebar 13,2 meter. Kapal perang yang mampu miring 45 derajat ini, memiliki kecepatan 28 knots dengan tenaga penggerak diesel STC Man. Tak lupa, kapal ini dilengkapi torpedo 3A244S dengan dua peluncur, meriam, peluru kendali dan persenjataan elektronik. Didalam kapal,setiap sudut dilengkapi kamera pengintai CCTV.
Satgas yang baru kembali ini, merupakan satgas ketiga yang pernah diberangkatkan TNI ke Lebanon. Sebelumnya Mabes TNI, memberangkatkan KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Diponegoro-365 yang bergabung dalam gugus tugas MTF.
Jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam misi perdamaian dunia dibawah bendera PBB diseluruh dunia saat ini berjumlah 1828 prajurit yang tersebar di berbagai wilayah konflik yakni di Lebanon,Kongo,Haiti,Liberia, Sudan Selatan, Darfur, dan yang terakhir di Suriah.
Pada 2014, diharapkan Indonesia dapat mengirimkan 4000 pasukan perdamaian (peacekeepers) ke seluruh dunia, sesuai amanat pembukaan UUD 1945 yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
“Hal itu dilakukan, karena Indonesia ingin keterlibatan para prajurit TNI dalam posisi-posisi penting di PBB, dan posisi penting itu akan terpenuhi, manakalah jumlah prajurit kita memenuhi persyaratan,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Cerita Hidup Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger